Wakil Rektor III Pimpin Pelepasan Mahasiswa Kukerta Ke-4 IAIMA Jambi: Mengabdi dengan Ilmu, Menginspirasi Lewat Aksi Nyata

Jambi – Langit cerah di atas lapangan Kampus Institut Agama Islam Muhammad Azim (IAIMA) Jambi pagi itu menjadi saksi bisu sebuah peristiwa penuh haru dan semangat pengabdian. Lebih dari 50 mahasiswa resmi dilepas untuk mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) Tahun 2025 dalam sebuah seremoni penuh makna, Kamis 17/07/2025.

Pelepasan ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III, Dr. Maryadi Syarif, M.Pd., dan turut dihadiri oleh Wakil Rektor I, Fahmi Rohim, M.Ed., para dekan dari seluruh fakultas, ketua program studi, serta dosen pembimbing lapangan (DPL). Puncak acara ditandai dengan pelepasan balon ke udara sebagai simbol cita dan harapan tinggi dari IAIMA Jambi terhadap para mahasiswa yang akan mengabdi di masyarakat.

Sebanyak 50  peserta KUKERTA tahun ini diberangkatkan menuju Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatra Selatan, dan terbagi ke dalam empat posko yang tersebar di berbagai desa dan kelurahan sasaran. Mereka diberangkatkan menggunakan dua unit bus kampus dan didampingi langsung oleh DPL masing-masing. Sementara 150 Masiswa lainya melaksanakan pengadian masyarakat di Kot Jambi.

Menariknya, keberangkatan mahasiswa juga turut didampingi langsung oleh Ketua LPPM IAIMA Jambi, Mukhlas Nugraha, M.Fil., dan Sekretaris LPPM, Wulan Ana Pertiwa, M.Pd. menuju kantor Camat Bayung Lencir, untuk menyerahkan langsung rombongan mahasiswa di Kantor Camat Bayung Lencir dan dilakukan prosesi penyerahan secara seremonial dari pihak kampus kepada pemerintah kecamatan dan Kepala Desa Lurah. Usai acara penyerahan, para mahasiswa kemudian diantar langsung menuju posko masing-masing yang berada di desa atau kelurahan tempat mereka mengabdi.

Dalam sambutannya yang sarat makna saat pelepasan mahasiswa KUKERTA, Wakil Rektor III IAIMA Jambi, Dr. Maryadi Syarif, M.Pd., menyampaikan pesan penuh motivasi dan harapan mendalam. Dengan suara yang mantap namun penuh kehangatan, beliau mengajak para mahasiswa untuk menjadikan momen pengabdian ini sebagai ladang aktualisasi diri dan wujud nyata dari nilai-nilai keilmuan yang telah ditempa selama bertahun-tahun di bangku kuliah.

“Selamat menjalankan pengabdian kepada masyarakat. Realisasikan ilmu yang telah diperoleh selama di kampus dalam bentuk program-program kerja yang bermanfaat. Jaga nama baik kampus, jaga sikap, hargai budaya setempat, karena kita sedang berada di tanah orang,” ucapnya, yang seolah menggema di sanubari seluruh peserta.

Lebih dari sekadar seruan formalitas, pesan tersebut mengandung ruh tanggung jawab moral dan sosial. Ia mengingatkan bahwa setiap langkah mahasiswa di tengah masyarakat adalah cerminan dari dunia akademik IAIMA Jambi bahwa ilmu tak hanya hidup di ruang kuliah, tapi juga harus mewujud dalam tindakan, solusi, dan empati nyata. Pengabdian, bagi beliau, bukan hanya tentang program kerja, tetapi tentang kehadiran yang bermakna, sikap yang membumi, serta kemampuan memahami dan menghormati kearifan lokal. Di tanah orang, mahasiswa bukan sekadar tamu mereka adalah utusan peradaban, pembawa harapan, sekaligus duta kampus yang dipercaya untuk menanam kebaikan. Maka berangkatlah dengan hati yang ikhlas, semangat yang menyala, dan komitmen untuk memberi, bukan hanya menerima. Beliau juga dengan nada penuh ketegasan namun sarat kepedulian, mengingatkan pentingnya menjaga nama baik almamater selama menjalankan pengabdian.

“Kita berada di tanah orang, di provinsi tetangga. Tunjukkan sikap etis, hormati budaya lokal, dan jadilah representasi terbaik dari kampus IAIMA Jambi,” ucapnya penuh penekanan.

Pesan ini bukan sekadar pengingat, tetapi amanah moral yang harus dipegang teguh oleh setiap mahasiswa. Sebab dalam setiap tutur kata, tingkah laku, dan interaksi sosial, mahasiswa membawa citra lembaga, bahkan membawa nama besar IAIMA Jambi yang telah membentuk dan membekali mereka. Di tengah masyarakat yang baru dan berbeda budaya, keberadaan mahasiswa tidak hanya dinilai dari seberapa banyak program yang mereka laksanakan, tetapi juga dari bagaimana mereka bersikap, menghargai kearifan lokal, dan mampu menyatu dengan kehidupan masyarakat tanpa menghilangkan jati diri. Ini adalah ujian karakter, sekaligus peluang untuk membuktikan bahwa intelektualitas yang dimiliki mahasiswa IAIMA bukan hanya soal teori, tetapi juga tentang adab dan keteladanan.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan Posko 2 di Desa Suka Jaya, Kaharuddin, M.Pd., menekankan bahwa kegiatan KUKERTA bukan sekadar rutinitas akademik, tetapi bentuk nyata dari keterlibatan sosial mahasiswa.

“Kami akan mendampingi mahasiswa dalam kegiatan penguatan keagamaan, edukasi, serta edupreunership yakni pengembangan kewirausahaan berbasis edukasi. Ini adalah kontribusi konkret dari dunia akademik bagi masyarakat,” ungkapnya.

Program KUKERTA ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk menanamkan nilai pengabdian, menguji kompetensi diri, dan merasakan langsung dinamika sosial di tengah masyarakat. Kehadiran mereka diharapkan tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga meninggalkan kesan positif dan inspiratif bagi masyarakat setempat.

Dengan semangat, ilmu, dan harapan yang dibawa dari kampus IAIMA Jambi, para mahasiswa kini menjalani tugas pengabdian. Semoga langkah-langkah mereka menjadi cahaya di tengah masyarakat, menebar manfaat, dan menjadi amal kebaikan yang terus mengalir.***

Bagikan

Baca Juga

Kuliah di IAI Muhammad Azim?

Daftar kuliah dari rumah via Wesbite Penerimaan Mahasiswa Baru IAI Muhammad Azim!